Senin, 07 Januari 2013

TEORI BELAJAR


A.    Teri Belajar Behavioristik
Psikolog behaviristik berpendapat, bahwa tingkah laku manusia itu dikendalikan oleh ganjaran (reword) atau penguatan (reinforcement) dari lingkungan. Dengan demikian, tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi – reaksi behavioral dengan stimulasinya.
Psikologi ini dipelopori oleh Thorndike, Pavlov, Wabon, dan Ghuthrie. Teori belajar Thorndike (1874 – 1949) di AS yang disebut “connectionism” atau “trial-and-error”. Ciri – ciri belajarnya antara lain :
  •          Ada motif pendorong aktivitas.
  •          Ada berbagai respon terhadap situasi.
  •          Ada eliminasi respon – respon yang gagal/ salah.
  •          Ada kemajuan reaksi – reaksi mencapai tujuan

Dari penelitiannya Thomdike menemukan hukum – hukum :
  •          Law of readiness
  •          Law of exercise
  •          Law of effect

Skinner berpendapat bahwa tujuan psikologi pendidikan adalah meramal dan mengontrol tingkah laku. Jenis – jenis stimulus :
  •          Positive reinforcement
  •          Negative reinforcement
  •          Hukuman
  •          Primary reinforcement
  •          Secondary or learned reinforcement
  •          Modifikasi tingkah laku guru

Sementara itu di Rusia Ivan Petrovich Pavlov (1849 – 1936) juga menghasilkan teori belajar yang disebut “clasical conditioning” atau “stimulus substitution” berkembang dari percobaan laboratoris terhadap anjing yang diberi stimuli bersyarat sehingga terjadi reaksi bersyarat pada anjing.
B.     Teori Belajar Kognitif
Para ahli jiwa aliran kognitif berpendapat, tingkah laku seseorang senantiasa didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi  dimana tingkah laku itu terjadi tidak hanya dikontrol oleh reward dan reinforcement.
Piaget memandang bahwa proses belajar berfikir sebagai aktivitas gradual dari fungsi intelektual dari konkret menuju abstrak.Menurut Piaget, intelegensi itu sendiri terdiri dari tiga aspek yaitu stuktur atau scheme, Isi atau content, Fungsi atau function.Piaget mengidentifikasi empat faktor yang mempengaruhi transisi tahap perkembangan anak yaitu :
  •          Kematangan
  •          Pengalaman fisik atau lingkungan
  •          Transmisi sosial
  •          Equalibrium atau self regultion.

Jerome Bruner memakai cara dengan discovery learning, dimana murid mengorganisasi bahan yang dipelajari dengan suatu bentuk akhir. Prosedur ini berbeda dengan reseption learning atau expository teaching dimana guru menerangkan semua informasi dam murid harus mempelajari semua bahan atau informasi itu.The act of discovery dari Bruner, yaitu :
  •          Adanya suatu kenikan didalam potensi intelektual.
  •          Ganjaran intrinsik lebih ditekankan daripada ekstrinsik.
  •    Murid yang mempelajari bagaimana menemukan berarti murid itu menguasai metode discovery learning.
  •          Murid lebih senang mengingat – ingat informasi.

C.    Teori Belajar Humanistik
  •          Orientasi
  •  Perhatian psikologi Humanistik yang terutama tertuju pada masalah bagaimana tiap – tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud – maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman – pengalaman merekan sendiri dan sesuai perasaan dan perhatian siswa. Tujuan utamanya adalah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya sebagai manusia yang unik dan membantunya dalam mewujudkan potensi – potensi yang ada pada diri mereka (Hamachek, 1977, P.148)
  •          Awal timbulnya psikologi Humanistik
  • Pada akhir tahun 1940-an orang – orang yang terlibat dalam penerapan psikologilah yang berjasa dalam perkembangan ini. Misalnya : psikologi klinik, pekerja sosial dan konseler. Gerakan ini berkembang kemudian dikenal dengan sebagai psikologi Humanistik, eksestensial, perceptual, atau fenomenologikal. Psikologi ini berusaha untuk memahami perilakuseseorang dari sudut si pelaku     ( behaver) bukan dari pngamat (observer).
  • Behaviorisme versus humanistik
  • Dalam menyoroti masalah perilaku, ahli – ahli Behaviorisme dan humanistik mempunyai pandangan yang sangat berbeda yang dikenal sebagi freedomdetermination issue. Para behaviorist memandang bahwa orang sebagai makhluk reaktif yang memberikan responsnya terhadap lingkungannya. Sebaliknya para Humanistik meemandang bahwa tiap orang itu menentukan perilaku merekan sendiri.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar